RSS

“Balada Sang Oemar Bakri Diujung Timur Negeri Pulau Karang Biak Papua


Melihat jauh ke depan, membuka mata apa yang harus diberikan untuk negeriku ,hanya jiwaku ini dan sedikit ilmu yang saya miliki, kata seorang wanita yang bernama Dorcas Rumansara dari keluarga yang sangat sederhana, keturunan asli Biak Numfor (Papua), lahir tanggal 21 November 1968, setiap harinya orang menyapa dengan sebutan Ibu Do. Selama 18 tahun hidupnya di dedikasikan untuk mendidik generasi Biak sebagai guru honorer di sekolah yang ada di biak. Beliau menggeluti profesinya setelah tamat pendidikan guru DII. Usia beliau saat itu 26 tahun, karena melihat di daerahnya kekurangan guru sehingga hati nuraninya tergugah untuk mengabdikan dirinya sebagai guru honorer selama 2 tahun di salah satu Sekolah  Negeri di Biak yaitu SMP Negeri 1 Biak Timur.
Pada tahun 1996 sampai tahun 2004 setelah honor di SMP Negeri 1 biak Timur beliau pindah ke Sekolah Yayasan Pendidikan Islam (YAPIS) Samofa dengan alasan di sekolah sebelumnya sudah memenuhi kapasitas guru yang di butuhkan. Beliau tidak pernah mengeluh walaupun dengan gaji yang diterima sangat minim dan setiap satu kali setahun.
Sebagai manusia yang ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya, beliau juga  ingin mengubah nasib menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tetapi, apalah daya  pada  tahun 1996-1998 terjadi krisis moneter sehingga tidak ada penerimaan PNS. Ketika Pemerintah Negara Indonesia kembali melaksanakan penerimaan PNS, beliau mengalami kendala dengan pendidikan terakhir yang dimilikinya sebagai lulusan pendidikan DII dan yang dibutuhkan adalah seorang sarjana. Beliau ingin sekali melanjutkan pendidikan untuk menambah ilmu dan memperoleh gelar sarjana tetapi belum memiliki uang yang cukup sampai beliau mendapat rejeki dan dapat melanjutkan pendidikan dan mendapat gelar sarjana pada tahun 2010. Ketika itu umur beliau sudah 42 tahun untuk masa pendaftaran PNS sudah melewati batas umur yang ditentukan hanya sampai 35 tahun. Beliau tidak terlalu memikirkan itu yang jelas tetap mampu membagi ilmu yang beliau peroleh dari hasil melanjutkan pendidikannya.
Mengabdikan diri untuk negerinya mendidik dengan sepenuh hati walaupun belum berstatus sebagai seorang PNS.Kata beliau “apapun yang kita miliki sekarang kita harus syukuri, Tuhan bersama anak-anaknya”.
            Usia beliau sekarang 44 tahun, beliau mengisi hidupnya dengan tetap menjadi seorang guru honor dan sekarang di SMP YPK RUT Yenures.  Pengabdiannya di sekolah tersebut sudah 9 tahun, gaji yang diterima sering terlambat tetapi beliau terus bersabar dengan hati yang ikhlas menunggu hingga pemerintah membuka mata, telinga betul-betul memperhatikan nasib guru seperti beliau. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan berjualan kue sehari-hari di kantin sekolah.
Mendidik seorang anak bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan apalagi menghadapi anak-anak yang berbeda karakter sangat memerlukan kesabaran dan keihklasan dari hati. Senyum simpul selalu melekat disetiap langkah beliau, selalu menebarkan cinta membuat anak-anak disekolah sangat dekat dengan beliau, keakraban yang terjalin hangat penuh suka cita. Mendidik siswa disekolah sama saja dengan mendidik anaknya sendiri, beliau berharap agar mereka kelak dapat menjadi seorang yang mampu mengangkat nama baik dirinya sendiri, keluarga, bangsa dan negaranya.
Pribadi ibu dari satu anak ini sangat ramah dan bersahaja, semangat yang luar biasa yang beliau tanamkan pada dirinya sangatlah patut untuk dicontoh, mengabdikan diri sampai 18 tahun bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan banyak halangan dan rintangan yang dialami. Tapi pikirnya selalu setiap masalah yang dihadapi bukanlah suatu hal yang sulit dipecahkan tuhan selalu bersama kita. Pernah saat harus menerima yang menjadi haknya tetapi belum beliau terima,kadang tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan oleh guru tetap (PNS) sepenuhnya di serahkan oleh guru honor tanpa adanya belas kasih yang di berikan.
Kondisi yang dimiliki oleh wanita setengah baya itu sudah tak sekuat ketika umurnya 20-an tahun sehingga pekerjaan sampingan berjualan kue itu dihentikan. Tetapi untuk mendidik, beliau masih saja kuat. Beliau bersyukur tuhan senantiasa memberikan kekuatan .
Kehidupan sederhana dan kesempatan menjadi guru honor patut beliau syukuri, manusia bisa saja bangga dengan status yang mereka milik.  Tapi, apakah itu membedakan status mereka dimata tuhan. Jelas tidak, karena yang membedakan manusia dengan manusia yang lain adalah amal ibadah yang mereka lakukan, kehidupan ini di bagi menjadi dua jalan yaitu jalan kebaikan dan jalan keburukan. Pengabdian yang beliau lakukan adalah suatu jalan menuju kebaikan. Beliau bangga dengan status yang dimilikinya sekarang menjadi guru honor sedikit bisa memberikan hal yang terbaik dengan orang sekitar, beliau tidak melihat apa yang ia terima tetapi kepuasan ketika beliau mampu memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. Pelik rasa yang beliau alami kadang beliau dianggap rendah dengan status yang beliau miliki, apa beda dari guru tetap, hanya gaji yang diterima tanggungjawab yang harus diembannya sama, sebagai pendidik. Guru yang seharusnya membina, mendidik, membimbing, melatih anak didik kearah yang lebih baik. Dan yang menjadi motivasi dari beliau “jiwanya sudah sebagai guru, mencerdaskan putra-putri daerah dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya” ujarnya saat diwawancara.
Sebuah pesan yang sangat bermakna, mendalam terucap dari bibir beliau untuk generasi penerusnya, belajarlah dengan giat walaupun  berada jauh di ujung negeri tapi kita mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang memajukan negeri ini menjadi lebih baik terutama daerah kita papua.
Pemerintah selain memperhatikan pembangunan daerahnya juga seharusnya memperhatikan nasib guru honor yang rela mengabdikan diri bertahun-tahun mereka dengan keterbatasan perhatian yang diterima. Pembangunan suatu daerah akan maju bergantung dari sumber daya manusia yang dimilikinya. Maka, dibutuhkanlah seorang pendidik yang tidak hanya memikirkan materi tetapi keikhlasan hati inilah sekelumit cerita nasib salah satu Oemar Bakri di ujung timur negeri ini pulau karang biak numfor.

           

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar